Senin, 21 Desember 2009

Hubungan interpersonal

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik, kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikasi menjadi rusak. “ komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting,” tulis Anita Taylor et al.(1977:187). “Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik di antara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.”Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson(1967) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. psikolog pun mulai menaruh minat yang besar pada hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Fordon W.Allport (1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1957), Carl Rogers (1951). Semua mewakili mazhab psikologi humanistic. Belakangan Arnold P.Goldstein (1975) mengembangkan apa yang disebut sebagai “relationship-enchancement methods” (metode peningkatan hubungan) dalam psikoterapi. Lame rumuskan metode ini tiga prinsip : makin baik hubungan interpersonal, (1) makin terbuka pasien mengungkapkan perasaannya, (2) makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam beserta penolongnya (psikolog), dan (3) makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya. Dari segi psikologi komunkasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunkasi yang berlangsung diantara komunikan. Hubungan interpersonal dan tiga factor dalam komunikasi interpersonal yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik : percaya (trust), sikap suportif (suppotivenes), dan sikap terbuka (open-mindedness). Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial ini, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. 4 pokok konsep dalam teori ini adalah :Teori penetrasi sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Teori penetrasi sosial membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Di sini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya, atau dalam bahasa Altman dan penetrasi sosial. Altman dan (1973) membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes”. Altman dan Taylor mengibaratkan manusia seperti bawang merah. Maksudnya adalah pada hakikatnya manusia memiliki beberapa layer atau lapisan kepribadian. Jika kita mengupas kulit telur bawang, maka kita akan menemukan lapisan kulit yang lainnya. Begitu pula kepribadian manusia. Teori Ketidakpastian Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory. Teori ini di ciptakaan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975 . Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunuakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang asing yang terkait dalam percakapan mereka bersama. Berger dan Calabrese yakin bahwa ketika orang-orang asing pertama kali bertemu, mereka mula-mula meningkatkan kemampuan untuk bisa memprediksi dalam usaha untuk mengeluarkan perasaan dari pengalaman komunikasi mereka. Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk forecast pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari dua subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction). Versi umum dari teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu: Cognitive dan behavioral.Tahap-tahap hubungan interpersonal Apapun teori hubungan interpersonal yang kita gunakan, kita akan melihat hal yang sama: hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Jadi hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap :Pembentukan Hubungan Interpersonal, tahap ini sering disebut dengan tahap perkenalan.Peneguhan Hubungan Interpersonal, hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu mengembalikan keseimbangan.Pemutusan Hubungan Interpersonal, dapat menyimpulkan bahwa jika empat factor diatas tidak ada, hubungan interpersonal akan diakhiri.Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Factor-factor yang menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang menganggap teori ini tidak ada. Sebab khalayak yang menjadi sasaran media ini ternyata tidak pasif. Kemudian muncul teori model atau model efek terbatas, Hovland mengatakan bahwa pesan komunikan efectif dalam menyebarkan informasi, bukan dalam mengubah perilaku. Penelitian Cooper dan Jahoda pun menunjukan bahwa persepsi selektif dapat mengurangi efektifitas sebuah pesan.Contoh : seorang gadis berjalan lenggak-lenggok seperti pragawati dan banyak pria terpana padanya sampai-sampai tak berkedip, itu merupakan pola S – R. Proses ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi (communication act). Model S – R mengasumsikan bahwa perilaku individu karena kekuatan stimulus yang dating dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.

1 komentar: