Selasa, 10 Mei 2011

Kalimat Deduksi secara Tidak Langsung

1. Silogisme Kategorial

Contoh Kalimat:
  • Semua Manusia memiliki sifat bijaksana
Orang Tua adalah Manusia

Jadi, Orang tua memiliki sifat bijaksana
  • Semua Bola adalah Bulat
Bulat adalah Bola

Jadi, Bola adalah Bulat

2. Silogisme Hipotesa

Contoh Kalimat :
  • Jika lapar pasti saya makan nasi.
Saya lapar saya makan.

Jadi saya makan nasi.

Jika tidak lapar, saya tidak makan nasi.

Tidak lapar tidak makan,

Jadi saya tidak makan nasi.

  • Jika kayu digergaji kayu patah
Kayu digergaji kayu patah

Jadi, kayu patah

Jika kayu tidakdigergaji, kayu tidak patah

tidak digergaji, tidak patah

Jadi kayu tidak patah

3. Silogisme Alternatif

Contoh Kalimat :
  • Saya akan berlibur ke Korea atau Jepang.
Saya berlibur ke Korea.

Jadi saya tidak akan berlibur ke Jepang.

  • Pak Budi adalah seorang pilot atau masinis
Pak Budi seorang pilot

jadi bukan masinis

4. Silogisme Entimen

Contoh Kalimat :
  • Saya makan karena saya lapar
  • jika ES di panaskan maka ES mencair
5. Rantai Deduksi

Contoh Kalimat :
  • Semua buah belimbing masam rasanya. (hasil generalisasi) Kali ini saya diberi lagi buah belimbing. Sebab it, buah belimbing ini juga pasti masam rasanya. (deduksi) Saya tidak suka akan buah-buahan yang masam rasanya. (induksi: generalisasi) Ini adalah buah belimbing masam. Sebab it, saya tidak suka buah belimbing ini (deduksi) Saya tidak suka makan apa saja, yang tidak saya senangi (induksi: generalisasi) Saya tidak suka buah ini. Sebab it saya tidak akan memakannya. (deduksi)

Senin, 09 Mei 2011

Kalimat Deduksi secara Langsung

A. Pola Kalimat :

Semua S adalah P.

Sebagian P adalah S.

Contoh kalimat :
  • Semua mobil adalah harganya mahal
Sebagian harga mobil adalah mahal
  • Semua kayu adalah pohon
Sebagian pohon adalah kayu


B. Pola Kalimat :

Tidak satupun S adalah P.

Tidak satupun P adalah S.

Contoh Kalimat :
  • Tidak satupun motor adalah mobil
Tidak satupun mobil adalah motor
  • Tidak semua laki – laki adalah jantan
Tidak semua jantan adalah laki – laki


C. Pola Kalimat :

Semua S adalah P.

Tidak satupun S adalah tidak P.

Contoh Kalimat :
  • Semua racun adalah berbahaya
Tidak satupun racun adalah tidak berbahaya
  • Semua HP adalah di charger
Tidak satupun HP adalah tak di charger


D. Pola Kalimat :

Tidak satupun S adalah P.

Semua S adalah tidak P.

Contoh Kalimat:
  • Tidak satupun robot adalah mahluk hidup
Semua robot adalah bukan mahluk hidup
  • Tidak satupun manusia adalah sempurna
Semua manusia adalah bukan sempurna


E. Pola Kalimat :

Semua S adalah P.

Tidak satupun S adalah tidak P.

Tidak satupun tidak P adalah S.

Contoh Kalimat:
  • semua sepeda adalah mempunyai ban
tidak satupun sepeda adalah mempunyai ban

tidak satupun tak mempunyai ban adalah sepeda
  • semua kalajengking adalah beracun
Tidak satupun kalajengking yang tak beracun

Tidak satupun yang tak beracun adalah kalajengking

Lima Pola Kalimat Induksi/Induktif

A. GENERALISASI

Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh :
Pemerintah telah menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon, pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu. Selain itu, sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan langka.

sumber : http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html


B. HIPOTESA

Pengertian : Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya Mn : Uang tidak ada K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

sumber: http://meinzet.blogspot.com/


C. HUBUNGAN KAUSALITAS

Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:

  • Hubungan sebab-akibat.
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.

Contoh:
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi itu.

  • Hubungan akibat-sebab.
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh:
Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.

  • Hubungan sebab-akibat1-akibat2
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.

Sumber: http://zainal-muttaqin.blogspot.com/2010/03/penalaran-induktif.html


D. ANALOGI

Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh :
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

Sumber : http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/paragraf-generalisasi-analogi-dan.html


E. INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI

Pengertian : salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.

Sumber: http://meinzet.blogspot.com/